Senin, 20 Desember 2010

Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihii wa'fuanhu

0
Read more

Kamis, 09 Desember 2010

Life Is an Adventure

0
Align Center


I want to live my life to the absolute fulles
to open my eyes
to be all I can be

to travel roads not taken
to meet faces unknown
to feel the wind
to touch the stars.

I promise to discover myself
to stand tall with greatness
to chase down and catch every dream



Read more

Kamis, 26 Agustus 2010

A Trip 2 Cepu

3

After a long.. long.. time didn’t write any note on all of my blogs, now it’s time to come back and share just a ‘little’ piece of my life. Not too much, just a 'little'.

Inilah kota dimana kurang lebih dua bulan yang lalu saya bersama dua orang teman memutuskan mendaftarkan diri untuk kerja praktek di Pusdiklat Migas. Saya sendiri pada saat membuat surat ijin KP sama sekali tidak ada gambaran tentang kota ini. Yang saya tahu saat itu hanyalah : 1. Cepu, kampung halaman teman saya lainnya yang kebetulan tidak satu rombongan KP dengan kami. 3. Cepu, daerah di luar kota semarang. 3. dari semarang dapat ditempuh tiga sampai empat jam perjalanan dengan kendaraan.

Sudah itu saja. Kenapa? Karena saat itu yang saya pikirkan adalah saya ingin melakukan kerja praktek di luar kota Semarang. Tidak terlalu jauh dari semarang, sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak beres dengan data saya, paling tidak masih satu pulau dan bisa dijangkau. Begitu pikiran simpel saya.

Malangnya, setelah surat terkirim dan kami mendapat balasan dari pihak Pusdiklat Migas, ternyata kami diterima KP bulan September :( . Itu artinya kami harus bolos kuliah selama satu bulan. Yah, meskipun hari kerja kami nantinya hanya sampai Jumat dan tiap Sabtu kami masih bisa mengikuti kuliah di kampus Tembalang, Semarang. Kondisi ini tetap membuat kami harus berurusan dengan dosen. Ya, masalah perijinan. Padahal menurut aturan di kampus kami, maksimal absen per 3 bulan adalah 2X. Terlebih masih ada praktikum yang menunggu :( . FYI : sampai saat ini kami belum mengurus masalah perijinan ini..... (agak membebani pikiran sebenarnya, karena beberapa waktu yang lalu saya sempat berurusan dengan dosen berkaitan dengan masalah waktu, dan itu sangat tidak mengenakkan).

Jika dilihat pada peta, jarak Semarang - Cepu (Blora) hanya beberapa cm. Gambaran saya waktu itu setelah mendapat beberapa informasi dari teman-teman yang katanya di sana juga ada penghasil minyak, paling tidak kota ini tidak terlalu berbeda dengan kota tempat tinggal saya selama ini. Perkiraan saya waktu itu yaa paling tidak ada satu atau dua tempat wisata atau jalan-jalan yang menyenangkan di sana.

Akhirnya, tepat sehari sebelum puasa Ramadhan 1431H, kami bertiga memutuskan untuk berangkat ke kota Cepu menggunakan alat transportasi umum, kereta api. Waktu itu kami memilih kereta dengan keberangkatan Semarang - Cepu paling pagi. Tujuannya adalah untuk mengejar shalat tarawih dan sahur hari pertama di rumah masing-masing. Pukul 4 pagi saya bangun, mempersiapkan semua keperluan, menunggu adzan subuh dan shalat, lalu pukul 5 menelepon taksi menjemput di rumah kos untuk mengantar ke stasiun. Sampai di stasiun sudah ada seorang teman yang mengantri untuk membelikan saya tiket.

Pukul 05.50 kereta berangkat.


10-AGUST-2010

FEEDER

Dimulai dengan sisi lain kota Semarang yang tidak pernah saya perhatikan sebelumnya, air menggenang dimana-mana dan sampah menggunung menjadi pemandangan di kanan kiri kereta. Makin ke timur .. keluar dari kota Semarang.. sawah-sawah mulai banyak terlihat .. rumah-rumah joglo dengan pintu rendah yang lebar dan halaman luas.. kebun-kebun jagung yang luas.. melewati stasiun-stasiun kecil yang dipenuhi oleh pedagang-pedagang nasi pecel hangat. Akhirnya sampai juga kami di kota Cepu.09.30.

Ya, Cepu. Inilah. Tipikal kota kecil yang sepi. Ditambah dengan panasnya (sebuah pembelajaran untuk saya agar lebih bersyukur lagi tinggal di kota Semarang). Tujuan kami pergi ke Cepu saat itu adalah untuk mencari tempat kos sebagai tempat tinggal kami bulan September nanti, sekalian menengok lokasi Pusdiklat Migas. Berbeda dengan saya yang sama sekali belum tahu apa-apa tentang wilayah ini, 2 teman saya masing-masing memiliki saudara yang tinggal di Cepu dan sudah sering ke kota ini. Hanya 3 jam kami berada di kota Cepu. Mampir di rumah saudara teman saya sebentar,ngobrol-ngobrol, keliling, menemui teman saya lainnya yang kebetulan dapet jatah KP bulan Agustus di sana,beli minum, dan setelah tempat kos didapat, kami segera pulang.


10-AGUST-2010

BLORA JAYA


Dalam perjalanan pulang saya terkesan dengan sebuah keluarga yang juga naik kereta tepat duduk di kursi belakang saya. Seorang ayah, seorang bunda, seorang anak perempuan berusia sekitar sembilan tahun, seorang anak laki-laki berusia sekitar 5 tahun dan seorang anak perempuan berusia sekitar 6 bulan ( sedang lucu-lucuunya! :). Keluarga muslim yang sangat harmonis. Hmm..bukannya keluarga orangtua saya tidak harmonis, tetapi senang rasanya masih bisa melihat sebuah keluarga yang sangat Islami di jaman yang seperti ini. Sang ibu yang mengenakan jilbab Islami, sang ayah yang senantiasa menjaga pandangannya namun tetap ramah dan bersahabat, sang anak perempuan yang juga mengenakan jilbab (bahkan yang berusia 6 bulan! Subhanallah :). Hal yang membuat saya terkesan adalah saat si anak perempuan membeli dua porsi mie instan yang ditawarkan oleh penjual di kereta. Saat itu saya tahu anak perempuan itu sedang lapar dan ingin makan, tetapi yang dilakukannya saat mie instan pertama telah selesai dibuat adalah dia memberikan makanan itu kepada orang tuanya terlebih dahulu. Dia bahkan masih sempat memikirkan kedua orangtuanya meskipun sebenarnya sangat menginginkan. Sungguh sesuatu yang sederhana. Tetapi dari sesuatu yang sederhana dan tidak dibuat-buat seperti itulah saya seringkali terkesan dengan orang. Sekali lagi, bukannya di dalam keluarga saya tidak seperti itu, tetapi tahun-tahun belakangan ini saya melihat kondisi yang sebaliknya terjadi di masyarakat. Mungkin memang orangtua sebaiknya mengalah kepada sang anak, tetapi alangkah akan terlihat sangat manis jika kita gantian mengalah dan berkorban (meskipun sedikit) kepada orang tua? Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah kapan lagi kita akan membalas semua yang diberikan oleh orang tua kepada kita? Jadi, meskipun mungkin itu hanya hal-hal kecil, lakukanlah! Tidak perlu orang tua kita tahu, tidak perlu orang lain tahu. Yang terpenting adalah niat kita dan realisasinya.

Semarang.

Rumah.17.00


Nothing special, but i just wanna make my hand accustomed in writting.


Semoga semuanya berjalan lancar dan berakhir dengan baik.

Aamiin!
Read more

Sabtu, 12 Juni 2010

ARISA : 2nd Day

1
Agak siang hari ini saya berangkat menuju PT ARISAMANDIRI PRATAMA. Berangkat dari rumah pukul 6.45 diantar dengan mobil oleh kakak laki-laki saya (lagi..oh, thank’s bro! ). Kondisi jalanan sudah sangat padat saat itu, maklum jam-jam orang terburu-buru masuk kantor & sekolah. Mampir dulu ke rumah sakit Dr. Kariadi untuk mengantar ibu kerja di sana (tiba di RSDK pukul 07.30), melewati jalan pahlawan, daerah Milo, muter lewat daerah mberok (agak salah jalan sebentar karena niatnya mau potong jalan malah nyasar :p no problem bro.. dan sampailah ke daerah Penggaron. Melewati sebuah pusat perbelanjaan (Giant). Jalan terus.. hingga ke Karangawen. Sampai di sana sekitar pukul 8.15. Berhubung dari rumah belum sarapan, kami (saya & kakak) mencari warung soto. Agak sulit rupanya mencari warung makan di daerah itu di pagi hari, tetapi akhirnya ketemu juga dengan warung soto surabaya. Selesai makan, ternyata jam sudah menunjukkan pukul 8.45. Langsung saja kami menuju PT ARISAMANDIRI PRATAMA. Selanjutnya saya kembali melakukan ritual menukarkan kartu identitas dengan co-card dan mengisi buku tamu di pos satpam. Masuk pabrik dan menuju ke bagian lobi perusahaan. Bertemu dengan bagian HRD (Ibu Tarmi) yang memberikan arahan kepada saya. Kemudian menunggu Bapak Budi Arianto di dalam ruang tunggu. Berhubung agak lama, saya sempat main game di hp sebentar (hp kakak tentunya, hp saya saat itu mati suri.. *baca: batere habiz). Bertemu dengan pak B.A., kemudian berbincang sebentar dan menjelaskan keperluan saya, seperti sore hari sebelumnya saat saya menelepon dan mengabari akan kembali untuk melengkapi data-data yang diperlukan. Lalu saya diajak berkeliling kembali. Sekarang ke gedung C.


Bagian ini ternyata yang memproduksi barang-barang yang terbuat dari plastik. Campuran bahan kimia dimasukkan ke dalam mesin molding, kemudian operator memasukkan entah kode atau instruksi apa ke mesin dan tidak lama kemudian muncullah barang-barang plastik, seperti: balok-balok plastik mainan anak, cam (komponen DVD), tutup botol plastik, dll. Seorang pekerja duduk di samping mesin molding untuk melakukan pengecekan terhadap seluruh plastik hasil produksi mesin molding (satu-persatu!). Memastikan produk plastik untuk tidak terlalu melengkung, jumlah partnya lengkap, bentuknya sempurna, dll. Setelah itu masih ada lagi pengecekan kualitas pada produk plastik tadi dari pihak QA dengan pemeriksaan dimensi, visual, maupun berat. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan bantuan alat ukur calliper, mistar dan timbangan. Metode pengambilan sampel yang digunakan oleh bagian QA adalah AQL, yaitu sebanyak 13 buah untuk 1 shiftnya (ada 3 shift di bagian molding). Seorang pekerja bagian QA akan membuat report untuk hasil pengecekan kualitas per shift setiap harinya.

Menarik sekali melakukan kunjungan perusahaan seperti ini. Banyak pengetahuan yang didapat dan dari kunjungan – kunjungan seperti inilah saya jadi merasa lebih menghargai banyak hal. Bukan hanya menambah pengalaman, tetapi dengan kunjungan – kunjungan seperti inilah pengetahuan saya bukan hanya bertambah, tetapi saya malah makin merasa sangat banyak sekali ilmu di luar sana yang masih belum saya ketahui. Dan masih banyak hal menarik di luar sana yang siap untuk dipelajari, jika kita mau. Keanekaragaman yang sangat indah. Coba saja kalau sejak kecil kita diperkenalkan dengan hal-hal seperti ini, tentu cita-cita anak-anak kecil tidak akan melulu menjadi dokter, polisi, dll. Jika mereka diberikan banyak masukan dan pilihan, saya pikir akan banyak hal menarik lain yang siap untuk digeluti. Sekarang tinggal bagaimana cara kita mempersiapkannya. (ah,,, ceritanya jadi ngelantur kemana-mana nih..gapapa deh :p)

Ayo.. ayooo.. pabrik mana lagi yang mau dikunjungi ?? hahaa.. i’m so interest!! Sure!
thanks to: Pak B.A, Bu Tarmi, Pak Juni & smw operator gd. C, G & P
Read more

Kamis, 10 Juni 2010

ARISA : 1st day

4
Inilah hasil perjuangan saya setelah melewati beberapa langkah nekat :p. Mulai dari pencarian saya di perpustakaan tentang perusahaan assembly elektronik (bukan kendaraan), membuka-buka semua laporan KP kakak-kakak senior dan tidak menemukan. Kemudian beralih ke pencarian melalui internet tentang perusahaan assembly di sekitar semarang yang tidak juga tertemukan. Begitu menemukan satu, yang katanya di kawasan Ngaliyan (dekat rumah) ternyata setelah saya beranikan dengan nekat naik motor sendiri untuk pertama kalinya dari Tembalang berkeliling ke daerah Semarang bawah sampai ke Ngaliyan ( sempat nyasar juga, hohhoo..) hingga sore hari menjelang malam dan tidak juga menemukan. Sampai di rumah mendapat teguran dari ibu yang khawatir bukan main tahu anak perempuannya pulang naik motor sendiri . Pembuatan surat ijin dari pihak kampus yang ternyata perlu waktu menunggu berjam-jam untuk mendapatkan tanda tangan ijin dari dosen karena saat itu beliau sedang menguji sidang kakak angkatan 2006. Hingga pencarian stempel dari universitas yang hampir gagal dan sempat membuat saya menangis saat itu karena suatu hal yang saya tidak perlu menyebutkan kenapan (saya sudah menganggap masalah ini selesai). Dan perjuangan menuju PT ARISAMANDIRI PRATAMA yang terletak di daerah Karangawen untuk memasukkan surat ijin pengambilan data. Yang pada saat itu kondisi saya sudah sangat lelah karena dari pagi di kampus mengurus surat ijin yang cukup menyita waktu, mempersiapkan presentasi, kuliah dan presentasi huh..huh..huh.. (ngos-ngosan).

Pada tanggal 9 Juni 2010 lalu, akhirnya saya melakukan kunjungan ke PT. ArisaMandiri Pratama. Sesuai dengan surat ijin penelitian yang saya dapatkan dari pihak perusahaan. Lokasi pabrik yang terletak di jalan raya karangawen km.20 semarang ini membuat saya memerlukan waktu sekitar 1 jam untuk sampai ke sana dari rumah. Beruntung sekali saya, sebab pada perusahaan ini jam kerja dimulai pukul 8.30. Tujuan saya melakukan kunjungan ke perusahaan tersebut adalah untuk memperoleh data sebagai bahan menyelesaikan tugas besar mata kuliah Advance Statistical Process Control. Sesampainya di sana, saya langsung menuju pos satpam dan menyerahkan kartu identitas untuk ditukar dengan co-card tamu yang harus saya pakai selama berada di dalam lokasi pabrik. Kemudian saya di arahkan ke bagian front office untuk menemui pihak HRD. Setelah pihak HRD mempelajari penjelasan dan surat ijin yang sudah saya masukkan beberapa hari sebelumnya, akhirnya saya ditempatkan di bagian Quality Assurance Electronic : Assembly Line 3.

Dari bagian depan, pabrik ini terlihat tidak terlalu luas. Tetapi begitu melihat lebih lanjut ke dalam, ternyata pabrik ini sangat besar. Gedung produksinya saja sudah mencapai 18 buah (diberi nama dari huruf A hingga R). Sepengetahuan saya, gedung C untuk proses pembuatan komponen-komponen yang terbuat dari plastik dengan menggunakan alat molding, seperti: mainan balok plastik anak-anak, tutup botol plastik, komponen cam untuk DVD, dll. Gedung G juga dipergunakan untuk pembuatan komponen dari plastik dengan proses molding, tetapi produk yang dihasilkan di sini berbeda, dari pengamatan yang telah saya lakukan di gedung inilah diproduksi komponen CD Tray, Mainframe DVD,dll. Masing-masing gedung memiliki kegiatan yang berbeda-beda. Kebetulan saat itu saya melakukan survei di gedung P, yaitu gedung paling ujung.

Dengan ditemani Ibu Tarmi dari bagian HRD, kami menuju gedung P dengan jalan kaki. Selama perjalanan itulah saya diberitahu bahwa perusahaan sedang mencoba menerapkan 5R (resik, rapi, ringkas ,r , r maap lupa :p) . Sebagai salahsatu bentuk penerapannya yang saya lihat pada waktu itu adalah dengan dibuatnya jalur khusus untuk mereka yang jalan kaki menuju lokasi pabrik. Di sekitar gedung – gedung pabrik yang ada telah dibuat garis kuning di bahu jalan, dan menurut aturan, pejalan kaki tidak diperbolehkan melewati garis kuning tersebut. Saya lihat penerapannya memang baik, berdasar pengamatan saya ini bermanfaat untuk mencegah terjadinya kecelakaan sebab di tempat itu banyak forklift yang digunakan untuk mengangkut barang-barang. Beberapa pekerja memanfaatkan sepeda sebagai alat transportasi untuk berpindah dari satu gedung ke gedung lainnya. Sebab, berdasarkan hasil perhitungan saya sendiri (kira-kira), jarak antara pagar masuk di depan dengan gedung paling ujung (gedung P) ada sekitar 1300 langkah kaki ( 1000 meter mungkin).

Di gedung P, saya dipertemukan dengan Bapak Budi Arianto bagian QA Electronic. Sebagai informasi saja, Pak Budi (Pak B.A. panggilannya) ini adalah seorang lulusan Teknik Elektro yang bekerja di bagian Quality Assurance. Kemudian saya menjelaskan tujuan pelaksanaan survei ke pabrik tersebut kepada beliau. Dan selanjutnya saya diajak keliling melihat pelaksanaan proses assembly di line 3 sekaligus dijelaskan mengenai proses pengontrolan kualitas yang dilaksanakan di bagian tersebut. Assembly line 3 melakukan assembly untuk produk DVD. Menarik sekali karena untuk pertama kalinya saya melihat secara langsung proses perakitan DVD. Terlebih para pekerjanya yang ramah-ramah memberikan senyum saat saya melihat proses perakitan itu. Prosesnya dibagi menjadi 3 bagian yaitu proses perakitan untuk sub assy front pannel, sub assy touch up, serta sub assy mechanic. Untuk tiap stasiun kerja ( 1 stasiun kerja 1 pegawai), dilakukan pemeriksaan kualitas hasil kerja dari stasiun kerja sebelumnya. Jika terjadi kekeliruan, benda kerja akan dikembalikan ke stasiun kerja sebelumnya yang berkaitan (kalau masih bisa diperbaiki) atau dibuang (kalau tidak mungkin diperbaiki). Satu - persatu proses perakitan dilakukan hingga selesai.

Kemudian saya diajak ke bagian pengolahan datanya dan diberi penjelasan mengenai data-data kecacatan yang terjadi. Di situ saya mendapat banyak sekali informasi dan saya bisa melihat secara langsung praktik kerja pengendalian kualitas di sebuah perusahaan. Memang berbeda sekali rasanya jika kita melakukan pengamatan secara langsung jika dibanding dengan belajar di dalam kelas. Untuk terjun secara langsung di tempat kerja, tentu saja kita tidak hanya memerlukan kecerdasan dalam hal hitung-menghitung, tetapi perlu adanya interaksi dengan orang-orang lain. Biasanya kalau dalam soal-soal kuliah kita langsung diberi data mentahnya, kalau dalam praktek kerja kita harus melakukan pengukuran-pengukuran untuk memastikan sendiri kualitas barang yang dihasilkan. Jadi data yang diambil tidak keluar begitu saja, tetapi kita harus mengukur sendiri.

Itulah sekilas cerita mengenai kunjungan saya di PT ARISAMANDIRI PRATAMA. Meskipun hingga saat ini data yang saya dapatkan belum lengkap (rencananya sih, saya akan kembali lagi ke sana dalam waktu dekat ini), tetapi banyak sekali pengalaman yang saya peroleh dari sana.

Sebuah pengalaman yang sangat berharga, bisa melihat secara langsung proses produksi di suatu perusahan besar. Dengan ditemani dan disambut ramah oleh para pekerja di sana. Paling tidak, saya telah mendapat gambaran bagaimana sih kerja seorang Quality Assurance dalam sebuah perusahaan. Apa-apa saja tanggungjawabnya dan bagaimana koordinasi antar bagian sangat diperlukan untuk menghasilkan produk dengan kualitas baik sehingga dana yang dikeluarkan untuk barang ‘defect’ dapat diminimumkan. Sekarang yang tersisa adalah ... kebingungan saya mengolah dan menganalisa data-data yang telah saya dapatkan serta mempersiapkan presentasi di hadapan teman-teman semua.. so, jalani saja dan persiapkan sebaik mungkin! Alhamdulillah
Read more

Sabtu, 24 April 2010

Helm SNI (?)

0

Awalnya saya juga kurang paham dengan singkatan kata yang tertera di atas. Tetapi, berhubung studi yang saya tekuni kemudian mengkaji mengenai hal itu saya pun mau tidak mau harus mempelajari mengenai standar nasional milik negeri kita.

Ini berawal dari kegiatan sosialisasi helm standar nasional Indonesia yang diadakan di depan gedung pasca sarjana, Undip beberapa waktu lalu di akhir bulan Maret tepatnya. Waktu itu salahsatu dosen mata kuliah yang saya ambil dipercaya untuk menangani acara tersebut oleh pihak BSN. Kami cukup menyediakan tempat, memesan snack-snack, teda-teda dan menyambut tamu. Acara berlangsung dua hari. Hari pertama dilaksanakan pukul tujuh malam. Saat itu kami khawatir jika peminat acara ini sedikit. Karena kondisi Semarang waktu itu gelap dan hujan. Tapi kemudian sejam berikutnya orang-orang mulai berdatangan, mulai dari kalangan mahasiswa, masyarakat umum yang kebetulan tengah lewat dan para rombongan motor gedhe yang sengaja diundang untuk menyemarakkan acara. Semua tampak antusias mendengarkan penjelasan dari pihak BSN dan polisi. Terlebih saat acara bagi-bagi helm ber-SNI. Dengan memberikan satu pertanyaan saja, kita bisa mendapatkan helm ber-SNI secara cuma-cuma (ya,lumayan lah, waktu itu harga helm jeis itu di pasaran mecapai 150ribu rupiah). Acara malam selesai pukul 22.00 WIB. Setelah bersih-bersih, kami kembali ke tempat masing-masing untuk istirahat sebentar dan persiapan acara esok paginya.
Di hari yang kedua diadakan konvoi keliling kota Semarang untuk sosialisasi helm ber-SNI bersama para anggota motor gedhe. Kemudian masing-masing peserta konvoi mendapatkan helm gratis dan beberapa yag lain diberi 50ribu rupiah.

Cerita di atas hanya sedikit mengenai acara sosialisasi saja, yang dilakukan tidak lama sebelum aturan penggunaan helm ber-SNI diwajibkan. Yang saya sayangkan adalah jarak antara sosialisasi dengan saat aturan yang menyatakan bahwa helm ber-SNI wajib digunakan sangatlah singkat. Sebenarnya acara sosialisasi sudah dimulai sejak tanggal 1Maret 2010, tetapi kegiatan ini dilakukan secara bergilir dari satu kota ke kota. Untuk di Semarang sendiri belum ada satu bulan jarak nya hingga akhirnya pemakaian helm ber-SNI di wajibkan. Hal ini yang saya belum mengerti, mengapa begitu cepat? Beberapa hari setelah sosialisasi bahkan ada teman yang mengeluh kepada saya karena telah ditilang sebab helm miliknya tidak ber-SNI. Melihat kondisi masyarakat kita seperti ini seharusnya sosialisasi diadakan 3-4 bulan sebelumnya. Agar mereka siap. Selain alasan helm ber-SNI yang harganya untuk beberapa golongan termasuk mahal, juga untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat pentingnya penggunaan helm ber-SNI. Karena tujuan dari sosialisasi adalah agar masyarakat mengerti mengapa aturan diberlakukan wajib di Indonesia dan diharapka akan timbul kesadaran dari dalam diri masing-masing idividu di masyarakat.

Hingga saat ini pun banyak yang belum paham, mengapa semua helm harus di emboss tanda SNI dulu. Termasuk helm yang sudah lolos uji kualitas internasional. Alasan yang mendasari adalah berkaitan dengan kondisi dari tiap-tiap daerah. Karena tiap daerah itu berbeda iklim, cuaca, kelembaban, dan suhunya. Maka dibentuklah standar nasional pada tiap-tiap negara. Jadi tiap negara memiliki standarnya masing-masing. Untuk helm, ini tidak melulu berkaitan dengan kekuatan helm saja (yang tentunya menjadi faktor utama), tetapi juga berkaitan dengan faktor alam di atas. Kondisi alam Indonesia tentu berbeda kan dengan yang ada Eropa sana. Jadi, helm ber-SNI selain telah lulus uji benturan dan sebagainya, juga didesain untuk pengguna Indonesia. Dengan ukuran kepala yang cocok untuk ukuran orang Indonesia umumnya, dengan lubang ventilasi yang cukup melihat negara kita ini beriklim tropis, dengan bahan yang kuat dan sesuai dengan kondisi musim hujan dan musim kemarau yang ada di Indonesia. Alasan-alasan itulah yang sebenarnya perlu masyarakat ketahui. Sehingga mereka tidak emosi terlebih dahulu mendengar helm standar internasionalnya tidak sesuai. Selain alasan-alasan di atas, sebenarnya standar nasional juga dibuat untuk memproteksi produk nasional. Dengan penerapan standar nasional, produk-produk serupa yang berasal dari luar negeri tidak dapat masuk ke Indonesia. Ini juga dapat dipandang sebagai bentuk perhatian pemerintah dalam perlindungan terhadap produk dalam negeri. Alasan lain adalah juga untuk melindungi konsumen dari produk tak bermutu agar tidak beredar di pasaran. Sebab helm dipakai untuk keselamatan diri kita sewaktu berkendara, mengingat kasus kecelakaan sepeda motor di Indonesia yang masih tinggi.

dibuat di sela-sela waktu belajar ujian mid semester 6
Read more

Jumat, 23 April 2010

intermezzo

0
Sebenarnya saya kurang setuju dengan umpatan-umpatan yang dilontarkan oleh beberapa orang di facebook. Sangat mengganggu saya rasa (ini tidak termasuk yang tujuannnya hanya sebagai candaan antar teman ya). Meskipun mungkin umpatan-umpatan tersebut tidak ditujukan kepada diri saya sendiri, tetapi membacanya sebagai orang asingpun bisa membuat saya kehilangan respect terhadap orang yang bersangkutan. Ya, meskipun sempat saya tergoda untuk melakukan hal yang sama, tetapi kemudian pikiran panjanglah yang bantu menyelamatkan saya dari tindakan bodoh itu.
Mungkin bisa jadi saat itu saya sedang emosi. Tapi bagaimanapun juga meluapkan emosi tidak ada manfaatnya. Berpikir panjanglah! Pikirkan bagaimana cara menyelesaikan masalah yang membuat kita emosi itu dengan kepala dingin. Jika belum bisa saat itu juga, diamlah untuk beberapa saat hingga teredam, dan kemudian bertindaklah dengan kepala dingin. Jujur saja, saya pun juga bukan orang yang sebersih itu. Tapi setidaknya, saya selalu berusaha menanggapi masalah tidak langsung dengan emosi. Pikirkan matang-matang kenapa begini, kenapa begitu, ada apa di balik kejadian ini, ada apa dibalik kejadian itu, dan tindakan dengan kepala dingin untuk penyelesaian masalah yang terjadi adalah jauh lebih baik dibanding jika kita terus meluap-luapkan emosi.

Read more

Kamis, 18 Maret 2010

8 Dimensi Kualitas

6


Menurut Douglas C. Montgomery, terdapat 8 dimensi kualitas. Berikut adalah identifikasi dimensi kualitas untuk produk Tamiya:
1. Performance
Menunjukkan karakteristik utama suatu produk.
Ukuran performansi dari sebuah tamiya adalah kecepatan, dengan satuan meter per sekon (m/s) dan kemampuan tamiya untuk berjalan lurus yang dipengaruhi oleh kondisi roller. Sebab, orang pada umumnya membeli tamiya dengan tujuan sebagai sarana permainan dan mereka memainkannya untuk adu balap dengan tamiya lain.

2. Reliability
Merupakan dimensi kualitas yang menunjukkan kemungkinan suatu produk dapat berfungsi dengan baik dalam suatu periode waktu tertentu. Biasanya diukur dengan menggunakan waktu rata-rata kegagalan. Produk dikatakan awet, kalau sudah banyak digunakan atau sudah lama sekali digunakan. Bagi perusahaan, sebenarnya awet juga hal dilematis. Karena produk awet, maka pelanggan akan lama dalam membeli produk baru lagi dan tentunya dapat mengurangi kesempatan perusahaan untuk mendapatkan revenue lagi. Akan tetapi, apabila awet adalah hal penting dan ternyata perusahaan tidak menawarkan hal ini, pelanggan akan pindah kepada merek pesaing karena tidak puas. Suka atau tidak, memproduksi produk yang benar-benar awet adalah pilihan yang lebih baik. Walau pelanggan tidak membeli untuk waktu yang lama, perusahaan masih dapat berharap bahwa pelanggan akan menyebarkan word of mouth yang positif. Dimensi reliability produk tamiya dapat dilihat dari jangka waktu hingga tamiya mengalami kendala-kendala, seperti : mengalami kemacetan.

3. Durability
Merupakan ukuran dari umur suatu produk. Diukur dari waktu daya tahan produk tersebut, dimana produk tersebut lebih baik diganti daripada diperbaiki.
Ukuran durability (Ketahanan) dari sebuah produk tamiya adalah jangka waktu sampai tamiya benar-benar rusak, tidak dapat berjalan, hingga harus diganti dengan yang baru.

4. Serviceability
Merupakan kecepatan, kemampuan dan kemudahan dalam perbaikan. Dimensi serviceability produk tamiya ditunjukkan oleh kesiapan dan kemudahan tamiya saat diperbaiki bila terjadi kerusakan. Produk tamiya tidak memiliki pusat servis khusus, tetapi apabila mengalami kerusakan komponen-komponennya mudah dijangkau karena tamiya dapat dibongkar pasang.

5. Aesthetic
Merupakan ukuran, desain, rasa, suara, dan bau dari suatu produk. Dimensi aesthetic suatu tamiya dapat dinilai dari ukuran, bentuk/ desain dan warnanya.

6. Features
Merupakan item-item ekstra yang ditambahkan dalam suatu produk. Untuk produk tamiya, item ekstra yang ditambahkan misalnya remote control, baterai tamiya yang tahan lama.

7. Perceived Quality
Merupakan penilaian konsumen terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh merek-merek tertentu. Reputasi merk tamiya di mata konsumen menjadi tolok ukur kualitasnya.

8. Conformance to Standard
Merupakan tingkat dimana suatu produk dan jasa telah sesuai dengan spesifikasinya. Hal ini berkaitan dengan apakah tamiya tersebut telah lolos melewati beberapa pengujian kualitas. Dimensi ini dapat juga dilihat dari sertifikasi standar kualitas yang dimiliki oleh produk tamiya tersebut. Salah satu contohnya adalah Standar Nasional Indonesia.

Analisis :
Dimensi utama sebagai tolok ukur kualitas tamiya yang berfungsi sebagai sarana permainan adalah performansi. Dalam hal ini performansi tamiya dipengaruhi oleh kecepatannya.
Read more

Senin, 18 Januari 2010

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

3
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan aspek yang penting dalam aktivitas dunia industri. Relativitas kadar penting tidaknya akan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini tergantung pada seberapa besar pengaruhnya terhadap subjek dan objek itu sendiri. K3 menjadi wacana industri abad ini setelah ditemukannya teori – teori yang representatif yang mendukung akan improvisasi dalam konteks keselamatan dan manajemen resiko yang muncul dalam kegiatan industri yang lebih luas.

Sebagai logika dasar tentang pentingnya pemahaman K3 dapat diilustrasikan dengan Historical perspective yaitu “Apabila seorang pembangun membangun sebuah rumah untuk seseorang dan tidak membuat konstruksi dan rumah yang ia bangun runtuh akan menyebabkan rumah tersebut rusak dan meninggal pemiliknya, ternyata pembangun bisa menyebabkan kematian”. Ini artinya bahwa dalam setiap aktivitas apapun selain perencanaan teknis fisik harus diperhatikan pula aspek – aspek keamanan yang terkait langsung maupun tidak langsung.

Walaupun hakekat bahaya bersifat labil dan tidak bisa direncanakan akan tetapi setidaknya dengan program K3 membantu dalam menjamin peminimalisasian bahaya dan manajemen resiko. Hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap dinamika industri.

Tujuan dari penerapan K3 dalam suatu industri adalah :

1. Menerapkan peraturan pemerintah UUD 1945 pasal 27 ayat 2, UU No. 14 Tahun 1969 pasal 9 & 10 Tentang pokok – pokok Ketenagakerjaan, dan UU No. 1 Tahun 1970 Tentang keselematan kerja

2. Menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manjemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintregasi, dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan, dan penyakit akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Sebelum tahun 1911, tentang keselamatan kerja dalam industri hampir tidak diperhatikan. Pekerja tidak dilindungi dengan hukum. Tidak ada santunan kecelakaan bagi pekerja. Bila terjadi kecelakaan, perusahaan menganggap bahwa kecelakaan itu :

1. Disebabkan oleh kesalahan tenaga kerja (karyawan) sendiri.

2. Disebabkan teman sekerja sehingga ia (pekerja) mengalami kecelakaan.

3. Tanggungan pekerja, karena menganggap perusahaan merasa sudah membayar (menggaji) maka resiko kecelakaan menjadi tanggungan pekerja.

4. Karena pekerja mengalami kelalaian, sehingga terjadi kecelakaan.

Pada tahun 1908 di New York, dilakukan kompensasi pertama bagi pekerja yang mengalami kecelakaan. Setelah tahun 1911, pekerja mendapat kompensasi Penyakit Akibat Kerja (PAK). Bila disebabkan terkena panas (atmosphere) seharusnya panas dalam industri diberi pelindung (safety) dan inilah yang menghasilkan dasar pemikiran mengenai perkembangan teknologi safety dan sanitasi industri.

Perkembangan terkini mengenai K3 sebagai integrasi dari ISO 9001 : 2000 (Quality) dan ISO 14001 : 1996 (Enviromental) yang diterapkan diseluruh Negara didunia adalah dengan munculnya berbagai macam sistem keamanan dan keselamatan kerja yang disesuaikan dan diselaraskan dengan kebutuhan dan compatibility dari jenis dan lingkungan di industri masing – masing Negara tersebut, misalnya :

1. NSC (USA)

2. SAFETY MAP (Australia)

3. SMK3 (Indonesia)

4. British standard 8800 Guide to OH&SMS (Inggris)

5. SGS Yarsley ICS & ISMOL ISA 2000 Requirements for S&HMS (Swiss)

6. National Standard Authority of Ireland (Irlandia)

7. Det Norske Veritas Standard for Certification of OH&SMS (Holland)

8. South African Bureau of Standard (Afrika Selatan)

9. SIRIM QAS Sdn. Bhd. (Malaysia)

10. OHSAS 18001 dsb.

Keselamatan (safety) adalah kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan/ mengontrol resiko yang tidak bisa diterima. Ketidakberterimaan awalnya berasal dari bahaya,. Bahaya adalah suatu keadaan yang berpotensi untuk terjadinya kecelakaan dan kerugian.

Potensi bahaya dapat berasal dari mesin – mesin, pesawat, alat kerja, dan bahan – bahan serta energi, dari lingkungan kerja, sifat pekerjaan dan proses produksi yang beresiko akan munculnya bahaya. Faktor – faktor sumber bahaya adalah :

1. Faktor fisik

2. Faktor kimia

3. Faktor biologi

4. Faktor fisiologi

5. Faktor psikologi

Resiko adalah kesempatan untuk terjadinya kecelakaan atau kerugian, juga kemungkinan dari akibat dan kemungkinan bahaya tertentu. Sumber – sumber resiko adalah:


1. Perubahan

2. Produk

3. Kekayaan dan bahan baku

4. Prosedur dan aktivitas proses

5. Teknologi dan peralatan

6. Personel

7. Tempat kerja dan lingkungan

8. Lingkungan alam, keadaan iklim

9. Eksternal/pihak – pihak yang terkait


Keselamatan ini mencakup akan semua aspek, bisa melalui Manusia, Metode, Mesin (alat), atau Lingkungan. Untuk keselamatan, manusia dibekali dengan pengetahuan tentang perlengkapan dalam kegiatan kerjanya dengan melalui intruksi kerja aman atau Prosedur standar. Metode yang representative dan compatible juga mampu mendatangkan keselamatan.

Sedangkan mesin (alat) memerlukan suatu aksesoris khusus dalam menunjang kerjanya agar mampu beroperasi secara aman tanpa mengurangi fungsi aslinya dengan sedikit sentuhan teknologi tidak menutup kemungkinan alat penunjang tersebut dalam keadaan tertentu bisa sangat penting sekali eksistensinya, ini dapat kita maksudkan dengan Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment) yang diselaraskan dengan fungsi dan jenis bahaya yang sudah disarankan penggunaannya yang efektif . Untuk lingkungan tergantumg pada pengaturan tata letak dan fungsi dalam manajemen yang efektif dan efisien.

Kesehatan (Health) adalah derajat/tingkat keadaan fisik dan spikologi individu. Kesehatan ini sangat besar sekali andilnya dalam hal keselamatan dan kecelakaan kerja. Ini dikaitkan dengan kondisi fisiologis dari manusia, seperti contoh :

1. Ketidakseimbangan fisik/kemampuan fisik tenaga kerja, antara lain :

• Tidak sesuai berat badan, kekuatan dan jangkauan.

• Posisi tubuh yang dapat menyebabkan mudah lemah

• Kepekaan tubuh

• Kepekaan panca indera terhadap bunyi

• Cacat fisik

• Cacat sementara

2. Ketidakseimbangan kemampuan psikologis tenaga kerja, antara lain :


• Rasa takut / phobia

• Gangguan emosional

• Sakit jiwa

• Tingkat kecakapan

• Tidak mampu memahami

• Sedikit ide (pendapat)

• Gerakannya lamban

• Ketrampilan kurang.


3. Stres mental, antara lain :


• Emosi berlebihan

• Beban mental berlebihan

• Pendiam dan tertutup

• Problem sesuatu yang tidak dipahami

• Frustasi

• Sakit mental


4. Stres Fisik, antara lain :


• Badan sakit ( tidak sehat badan )


• Beban tugas berlebihan

• Kurang istirahat

• Kelelahan sensori

• Terpapar bahan

• Terpapar panas yang tinggi

• Kekurangan oksigen

• Gerakan terganggu

• Gula darah menurun


Gangguan – gangguan kesehatan akibat reaksi fisikokimia (terbakar, luka, terkena bahan kimia, dsb.) dalam industri sangat sering kali terjadi dan penyumbang paling banyak dalam catatan kecelakaan kerja ini menuntut suatu transformasi teknologi klompementer yang aman dan ramah lingkungan.

Kecelakaan (Accident) adalah kejadian yang tidak diinginkan yang dapat mengakibatkan, luka pada manusia, kerusakan harta benda, kerugian pada proses atau terjadinya kontak dengan suatu benda atau sumber tenaga yang lebih dari daya tahan tubuh atau struktur. Kecelakaan ini dibedakan menjadi

1. Lost Time Injure (LTI) yaitu Cidera yang mengakibatkan hilangnya waktu kerja.

2. Restricted Duties Injure (RDI) yaitu Cidera yang mengakibatkan Kerja menjadi terbatas.

3. Medical Treatment Injure (MTI) yaitu Cidera yang memerlukan bantuan petugas kesehatan )

4. First Aid Injure (FAI) yaitu Cidera yang memerlukan P3K

Kecelakaan ini semuanya menimbulkan kerugian yang tidak diinginkan, antara lain:

1. Kerugian Ekonomis
Kerusakan bahan dan mesin

– Tangible

– Intangible

• Hari kerja yang hilang

– Hilang pendapatan

– Gangguan usaha

– Gangguan suplay

– Kenaikan premi

– Kontrak buruh/mesin

– Kehilangan keuntungan atas barang jadi

– Biaya pemulihan kepercayaan

• Biaya pengobatan

– Status asuransi

– Asuransi kecelakaan pribadi

– Biaya pemulihan

– Biaya tak diasuransikan


2. Kerugian Non Ekonomis
• Penderitaan fisik

– Sakit

– Cidera

– Cacat Permanen

– Efek kesehatan jangka panjang

– Kematian

• Klaim atas kepercayaan

– Kepercayaan atas produk

– Kepercayaan professional

– Kepercayaan pekerja

– Klaim yang timbul akibat hubungan industrial

• Konsekwensi kehilangan

– Hilang waktu

– Hilang kepercayaan

– Hilang kemerdekaan

– Hilang percaya diri

– Gangguan kehidupan

– Perubahan kebahagiaan

• Rasa tidak aman


Ini telah dijabarkan dan direfleksikan dalam suatu teori Iceberg seperti dibawah ini:

Teori Gunung Es ( Iceberg)

Kejadian (Incident) adalah peristiwa yang menimbulkan terjadinya suatu kecelakaan atau berpotensi terhadap terjadinya suatu kecelakaan. Insiden dibedakan menjadi :

1. Near Miss, yaitu kejadian yang dapat menyebabkan cidera.

2. Kerusakan property, yaitu kejadian ysng dapat menyebabkan kerusakan alat.

3. Kerusakan Lingkungan, yaitu kejadian yang menyebabkan kerusakan pada lingkungan kerja

Insiden terjadi saat energi yang tidak bisa dikendalikan, menciptakan stress pada suatu struktur ( barang atau orang ) yang lebih besar daripada yang bisa ditanggungnya. ( William Haddon ).

Metode yang paling bernilai dalam pencegahan kecelakaan adalah analog dengan metoda yang dibutuhkan untuk pengendalian mutu, biaya, dan kualitas produksi tidak menitik beratkan berapa santunan yang layak diberikan kepada pekerja agar kecelakaan dapat dikurangi. (H.W. Heinrich, 1931) ini dikenal dengan teori domino.

Pengendalian resiko kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan berbagai metoda, yaitu:

1. Teknis

• Eliminasi : penghilangan sumber bahaya

• Subtitusi : mengganti dengan bahan yang kurang berbahaya

• Isolasi : proses kerja yang berbahaya disendirikan

• Enclosing : mengurung / memagari sumber bahaya

• Ventilasi

• Maintenance

2. Administratif


• Monitoring lingkungan kerja

• Pendidikan dan pelatihan

• Labelling

• Pemeriksaan kesehatan

• Rotasi kerja

• Housekeeping: 5S

• Sanitasi yang bersih, mandi, fasilitas kesehatan.


3. Alat pelindung diri


• Topi pengaman

• Pelindung telinga

• Face shield

• Masker

• Respirator

• Sarung tangan

• Sepatu


Sanitasi Peralatan dan Proses Pengolahan
1. Lokasi pabrik
hendaknya tidak terletak pada arah angin dari sumber
pencemaran debu, asap, bau dan pencemaran lainnya, jarak antara sumber
pencemaran dengan pabrik tidak boleh kurang dari 100 meter.
2. Bangunan pabrik harus terpisah dari pemukiman dan terbuat dari bahan yang
kokoh.
3. Pekarangan di sekeliling lokasi pabrik atau unit pengolahan hendaknya selalu
dipelihara kebersihannya. Kebersihan yang terjaga dengan baik akan
mengurangi potensi bahaya dan masalah yang mengancam kelancaran proses
produksi.
4. Lantai, gang, tangga dan jalan keluar / masuk ruang pengolahan harus bersih,
bebas sampah, tidak licin dan tidak berminyak, bebas oli, dan tidak ada air
yang menggenang.
5. Kondisi lantai secara umum harus bersih, kedap air, tidak licin, rata sehingga
mudah dibersihkan dan tidak ada genangan air.
6. Dinding tembok, jendela, langit-langit, kerangka bangunan, perpipaan, lampu-
lampu dan benda lain yang berada di sekitar ruang pengolahan harus dalam
kondisi bersih.
7. Kondisi umum bangunan harus memperhatikan aspek pencahayaan dan ventilasi
yang baik. Ventilasi harus tersedia dengan cukup dan berfungsi dengan baik.
Pencahayaan atau penerangan hendaknya tersebar secara merata dan cukup di
semua ruangan, namun hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menyilaukan.
8. Kamar mandi dan WC, tempat cuci kaki dan tangan juga harus selalu dijaga
kebersihannya. Pada fasilitas ini perlu tersedia air yang cukup, tissue /
pengering, sabun, dan tempat sampah. WC dan kamar mandi hendaknya
terletak jauh dari ruang pengolahan.

Penanganan dan Penyimpanan Bahan Baku
1. Alat –alat yang digunakan untuk penanganan dan penyimpanan bahan baku baik
alat yang utama atau alat pembantu lainnya harus selalu dalam keadaan baik,
utuh dan bersih.
2. Ruang penyimpanan harus selalu bersih, bebas dari binatang pengganggu.
3.Jika bahan baku disimpan dalam kotak-kotak ataupun kemasan lainnya, maka
untuk penyimpanannya perlu disusun dengan baik dan teratur, misalnya dengan menggunakan rak-rak atau pallet. Pengaturan ini bertujuan untukmempermudah pada waktu pemeriksaan dan pemeliharaan kebersihan.
4. Tumpahan bahan baku pada lantai hendaknya segera dibersihkan, jangan
dibiarkan tercecer karena dapat mengundang binatang atau pun serangga yang
tidak diinginkan.

Peralatan dan Fasilitas Pengolahan
1. Semua peralatan yang digunakan untuk penanganan dan pengolahan harus selalu
diperhatikan kebersihannya, dan juga alat tersebut harus terbuat dari bahan
yang tidak mudah rusak.
2. Setelah penggunaan alat selesai atau pekerjaan telah selesai semua peralatan
tersebut dibersihkan dan ruangan yang digunakan harus dibersihkan juga
dengan bahan saniter.
3. Saniter adalah senyawa kimia yang dapat membantu membunuh bakteri dan
mikroba
4. Ketel, wadah pencampuran, tong-tong, drum-drum dan peralatan lain yang
mempunyai
mulut besar dan terbuka harus dilindungi dari kemungkinan
kontaminasi
5. Semua platform harus dikonstruksi dengan baik sehingga tidak menjadi sumber
kontaminasi bagi proses atau produk di bagian bawahnya.
6. Air yang digunakan dalam pencucian alat hendaknya air yang bersih yang
memenuhi persyaratan sanitasi, sehingga mencegah kontaminasi. Air bersih
mempunyai ciri-ciri antara lain tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau

Pembuangan limbah
Dengan semakin besarnya skala usaha, maka semakin banyak pula limbah yang
dihasilkan. Maka dari itu perlu dilakukan penanganan terhadap limbah yang dihasilkan
tersebut, seperti :
1. Saluran pembuangan limbah cair harus dikonstruksi dengan baik sehingga proses
pembuangan limbah cair tidak terhambat.
2. Tempat penampungan hendaknya dibuat, jangan langsung dibuang ketempat
umum karena akan mengganggu dan mencemari lingkungan umum.
3. Jika produksi sampah / limbah cair ternyata cukup tinggi, atau telah
mengakibatkan ganggguan pencemaran adalah indikasi awal bahwa masalah
pencemaran itu lingkungan telah terjadi, maka disarankan untuk berkonsultasi
dengan badan pengelolaan limbah.
4. Pemanfaatan limbah adalah sebagai tambahan makanan / minuman untuk ternak
5. Untuk sampah yang kering dan padat perlu disediakan tempat pembuangan
sampah padat yang cukup,baik kebersihannya maupun ukurannya sesuai dengan
jumlah sampah diproduksi.



Kebisingan
Beberapa aspek kebisingan mempengaruhi adanya kebisingan yang spesifik yang tidak menyenangkan. Intensitas kebisingan diukur dengan disibel (dB), skalanya berbentuk garis nonlinear. Untuk setiap pengukuran 10 dB, lntensitas kebisingan bertambah 10 kali. Kantor bisnis yang normal memiliki level kebisingan kira-kira 50 dB, sementara menekan pembicaraan hanya 40 dB. Umumnya berbicara memiliki level kebisingan dari 100 dB - 120 dB sangat berbahaya bagi orang didaerah terbuka. Frekuensi kebisingan juga penting dalam menentukan perasaan yang subjektif Frekuensi tertinggi adalah suara, suara terkeras adalah suara yang
intensitas tingkatan yang spesifik. Suara dengan kebisingan 40 dB berasal dari 300 putaran/detik sama dengan 30 dB pada 1000 putaran/detik.
Tempat terbuka yang lebih panjang, lebih kuat dari pada pendek dan pulsa kebisingan umumnya lebih tidak sesuai dari pada kebisingan tetap dengan intensitas rata-rata. Bahaya pada area kebisingan yang tersebar juga tergantung pada sumber kebisingan, karenanya ada variasi diantara kebisingan - kebisingan tersendiri.

Perlindungan Terhadap Mesin
Memindahkan bagian-bagian dari mesin sangat berbahaya dan untuk perlu perlindungan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Sangat penting bahwa suatu alat harus dirancang dengan baik, untuk perlindungan yang sebanding bagi para pekerja sebaiknya ditambah atau dikurangi.
Contohnya; menutup roda harus diberi sendi pintu agar roda gigi tidak beroperasi saat penutup dipindahkan. Mesin bertransmisi sangat beresiko tinggi dan perlu perhatian khusus oleh teknisi keselamatan. Roda gigi yang tak beraturan dan sabuk dapat melindungi operator yang kurang berhati-hati. Roda berputar dan tiang-tiang dapat tersangkut ke baju operator tersebut.
Peralatan pemotong dapat dilindungi dengan pagar yang berbatas pada daerah berbahaya pada saat mesin beroperasi. Palang akan mengenai lengan pekerja apabila ia lamban memindahkannya pada saat memotong dan kedua tangan menarik batik, jadi tangan operator dapat digunakan dengan efektif. Pada gergaji yang bermata bundar, tetapi pelindung tetap digunakan dan untuk itu areal yangtertutup dari mata gergaji. Tidak digunakan saat pemotongan yang bisa membuat tukang kehilangan jarinya. Mendisain harus dilakukan agar suatu mesin dapat beroperasi dengan baik. Level ketinggian harus dapat dibuat untuk mencegah dari jatuhnya peralatan atau material dari mesin yang beroperasi. Disain khusus dari pengendalian diri juga dapat membuat operator selamat. Pada keadaan ini digunakan tombol kontrol ganda. Jika hanya satu tombol yang ditekan, mesin tidak dapat diaktitkan dan disarankan menekan kedua tombol, operator harus menggunakan kedua tombol dari daerah berbahaya. Juga tingkatan radio aktif akan digunakan bila tangan operator berada pada titik berbahaya dan mesin akan mati.
Mesin yang bekerja sendiri dapat dimodifikasi untuk menghindari kecelakaan yang besar dan menambah efisiensi operasional. Mesin otomatis seperti mesin press dan mesin potong mengurangi bahaya. Dengan menggunakan meja rotasi untuk menempatkan tekanan, seorang operator dapat menempatkan bagian-bagian dari sisi meja pada saat yang sama sisi lain bekerja, dan lain berada pada meja.

Peralatan Perlindungan Pekerja
Suatu varietas yang besar bagi peralatan perlindungan bagi pekerja yang dibutuhkan pekerja pada pekerjaannya. Untuk tingkat kecelakaan yang tinggi dapat digunakan penutup muka dan lengkap. Perlindungan dengan helm sangat diperlukan dimana sering terjadi masalah terhadap benda-benda yang jatuh, dan penutup rambut dapat digunakan wanita untuk mencegah masuknya rambut keroda gigi, bar, atau tiang yang berputar. Penutup telinga dapat digunakan untuk mengurangi kebisingan. Sarung tangan dapat digunakan untuk melindungi tangan dari melepuh. Terpotong, terkilir dan zat kimia.
Secara umum peralatan perlindungan pekerja harus digunakan tujuan akhir. Lebih baik mengurangi resiko kecelakaan agar para pekerja terhindar dari bahaya. Jika tidak memakai topi atau pelindung tubuh. Bagaimanapun sebagai peralatan suplemental, poin- poin ini dapat tak berarti.
Read more
 
Copyright 2011 HandsLife. Designed by Cute Templates Blogger.
Thanks to: Link 1, Link 2, Link 3.